Prajurit TNI di Pulau Terluar Kini Bisa Telepon dan Internetan
- webpatrakom
- Feb 6, 2015
- 2 min read

Merdeka.com - Warga dan para prajurit TNI yang bertugas menjaga perbatasan di sebelas pulau terluar Indonesia tak lagi sunyi. Kini mereka tidak hanya bisa menikmati layanan telepon selular (femtocel), tetapi juga internet. Telkom Indonesia melalui anak perusahaannya Patrakom menyediakan VSAT IP dengan internet akses (wifi), telepon PSTN, video conference, TVRO termasuk TV dan Solar Cell sebagai power supply kelistrikannya. "Patrakom memiliki kemampuan penuh dalam penyediaan fasilitas telekomunikasi berbasis satelit ke seluruh pelosok negeri. Patrakom dipercaya Telkom untuk melaksanakan proyek penyediaan fasilitas telekomunikasi di sebelas pulau terluar Indonesia sebagai tindak lanjut kerjasama antara PT Telkom dan TNI-AL," ujar Direktur Binsis Patrakom Endi Fitti, lewat siaran pers, Jumat (6/2). Ke-11 pulau terluar tersebut yakni Pulau Berhala di Sumatera Utara dan Pulau Rondo di Aceh yang berbatasan dengan Thailand, India, Myanmar dan Malaysia; Pulau Nipah yang berbatasan dengan Singapura ; Pulau Sekatung di Kepulauan Natuna yang berbatasan dengan Malaysia, Vietnam dan Brunai Darusalam; Pulau Miangas dan Pulau Marore di Sulawesi Utara yang berbatasan dengan Filipina; Pulau Bras, Pulau Fani dan Pulau Fanildo di Papua yang berseberangan dengan Papua Nugini; serta Pulau Dana dan Pulau Batek di NTT yang bersinggungan dengan Australia. Endi mengatakan pembangunan layanan ini karena kesadaran TNI harus mampu terus mengawasi seluruh perbatasan wilayah NKRI termasuk pulau-pulau terluar. "Mengingat batas wilayah laut tanah air bersinggungan dengan sepuluh negara tetangga sedangkan perbatasan wilayah daratnya berhubungan dengan tiga negara asing namun kurangnnya fasilitas telekomunikasi di wilayah-wilayah tersebut menjadi salah satu penghambat performa TNI-AL dalam menjaga kedaulatan NKRI," kata Endi. Dalam pembangunan layanan telekomunikasi ini, personel Patrakom juga mengalami sejumlah kendala. Menurut Direktur Network Patrakom Djoko Wartopo, kondisi yang sangat ekstrim dalam perjalanan ke pulau-pulau terluar menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi para teknisi. "Hal ini dikarenakan tidak ada transport regular menuju ke lokasi pulau-pulau terluar melainkan harus menggunakan kapal milik nelayan atau kapal milik TNI AL," ujarnya. Misalnya saja, ujar dia, dengan kondisi cuaca yang sangat tidak bersahabat, lama perjalanan menuju ke Pulau Miangas adalah empat hari dan empat malam mengarungi lautan. "Tetapi dengan semangat membara demi terselenggaranya layanan fasilitas telekomunikasi di pulaupulau terluar masalah tersebut tidak menyurutkan Patrakom untuk melakukan Instalasi dan perawatan di pulau-pulau terluar tersebut, ujar Djoko. Hasilnya kini, ujar Djoko, sinyal telepon tidak lagi menjadi barang langka di pulau-pulau terluar namun fasilitas internet nirkabel pun menjadi sarana yang bisa dimanfaatkan oleh prajurit TNI dan warga.
Comentarios